Selayang Pandang Tanjungbalai Asahan (Part 1)

Perjalanan Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, ke Johor dan Melaka tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah Tanjungbalai. Dalam perjalanan tersebut, rombongan sultan beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang bernama Asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah tanjung yang merupakan pertemuan antara Sungai Asahan dengan Sungai Silau, tempat sultan bertemu dengan Raja Simargolang, penguasa setempat. Di tempat itu juga Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai balai untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan yang dinamakan Tanjungbalai.

Perkampungan ini kelak berkembang menjadi Kesultanan Asahan, yang bermula kira-kira pada abad XVI, pada saat Sultan Abdul Jalil ditabalkan sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.

Foto udara Tanjungbalai di tahun 1930-an

Pelabuhan Tanjungbalai di masa Hindia Belanda

Setelah dikuasai Belanda, Kota Tanjungbalai menjadi suatu gemeente berdasarkanBesluit Governeur General tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl. no. 284/1917, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di derah Sumatera Timur, termasuk daerah Asahan, seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera (“Lonsum”), dan lain-lain. Kota Tanjungbalai menjadi kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan yang penting artinya bagi lalu-lintas perdagangan Hindia-Belanda.

Kota Tanjung Balai terletak di antara 2º58′ Lintang Utara dan 99º48′ Bujur Timur. Posisi Kota Tanjung Balai berada di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara pada ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut dan kondisi wilayah relatif datar. Kota Tanjung Balai secara administratif terdiri dari 6 Kecamatan,  31 Kelurahan dan 173 lingkungan. Luas wilayah Kota Tanjung Balai 6.052 Ha (60,52 km²)

Di Kota Tanjung Balai terdapat sarana dan prasarana transportasi darat berupa jalan dan kereta api, listrik, telekomunikasi dan air bersih.

Kontribusi terbesar bagi perekonomian Kota Tanjung Balai diberikan oleh sektor pertanian, yaitu 28, 67% dari total PDRB. Peringkat kedua diduduki oleh sektor industri pengolahan (21,30%) dan ketika oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (16,92%). Dengan melihat besarnya kontribusi ketiga sektor ini, maka wajar bila bidang usaha di sektor-sektor tersebut layak untuk dikembangkan

Perikanan 

Kegiatan ekonomi yang menonjol di Kota Tanjung Balai adalah perikanan. Uniknya, Tanjung Balai sebagai kota yang tidak punya laut mampu menghasilkan ikan puluhan ribu ton tiap tahunnya. Produksi perikanan mencapai 34.215 ton per tahun

 Produksi perikanan di Kota Tanjungbalai  pada  tahun  2007 tercatat 37.638 ton yang berasal dari 37.570 ton perikanan laut dan 67 ton perikanan darat. Perahu yang digunakan untuk menangkap ikan ada 223 perahu tanpa motor dan 1.180 perahu dengan motor. Kemudian perahu motor dibagi lagi menurut kekuatan mesin yaitu dibawah 5 GT sebanyak 568 perahu, 5 – 9 GT sebanyak 188 perahu, 10 – 19 GT sebanyak 40 perahu, 20 – 30 GT sebanyak 87 perahu, dan diatas 30 GT sebanyak 297 perahu.
Rumahtangga perikanan Laut menurut jenis perahu terdiri dari 237 perahu tanpa motor (172 perahu kecil, 65 perahu sedang) dan yang menggunakan perahu motor 1.159 rumahtangga. Sedangkan alat penangkap ikan yang digunakan adalah payang, pukat rantai, pukat cincin, dogol, rawai hanyut, alat pengumpul kerang dan lain-lain.

Pelabuhan Teluk Nibung

Pelabuhan Teluk Nibung menjadi alternatif jalur perdagangan bagi daerah Sumatera Utara yang sulit menjangkau Pelabuhan Belawan. Teluk Nibung lebih dekat ke Singapura dan Malaysia, maka tidak eran kalau banyak sayur-mayur dan ikan segar pilihan yang diekspor melalui Pelabuhan ini langsung ke Malaysia dan Sigapura.
Pusat Pelayanan Jasa Perdagangan
Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Tanjung Balai terhadap PDRB mengalami peningkatan terus tiap tahunnya. Peningkatan ini diperkirakan karena makin tinggi pula aktipitas perdagangan masyarakat.

Berdasarkan uraian tentang potensi unggulan yang ada di Kota Tanjung Balai, hasil pengamatan di lapangan dan usulan dari pemerintah Kota Tanjung Balai, maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak untuk dikembangkan yaitu :
a. Fasilitas pergudangan pelabuhan
b. Kawasan pusat bisnis (central business district/CBD)
c. Kawasan industri
d. Pabrik pengolahan tepung ikan

Perindustrian

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di suatu industri, sektor in-dustri dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu industri besar (TK>100 orang), industri sedang (TK 20-99), industri kecil (TK 5-19 orang) dan industri rumah tangga (TK 1-4 orang). Data mengenai industri be-sar/sedang diperoleh dari hasil industri besar/sedang tahunan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Tanjung-balai, sedangkan data industri kecil dan kerajinan rumah tangga diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tanjungbalai.
Pada periode 2005-2007  jumlah perusahaan industri besar/sedang di Kota Tanjungbalai cenderung menurun. Pada tahun 2005 jumlah industri besar/sedang ada 20 buah perusahaan  dan pada tahun 2006 jumlah industri besar/sedang naik menjadi 23 perusahaan. Dan untuk tahun 2007 turun menjadi 20 perusahaan. Penurunan jumlah perusahaan  industri juga diikuti penurunan jumlah tenaga kerja dari 1.254 orang pada tahun 2005 menjadi 904 orang pada tahun 2006 dan menjadi 716 orang pada tahun 2007.
Umumnya industri besar/sedang  di Kota Tanjungbalai bergerak di bidang industri makanan dan minuman, kode  industri 15 (menurut KBLI/ Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005)  sebanyak  16 perusahaan (80,00 persen).
Sisanya  sebanyak 2 perusahaan (10,00 persen) bergerak dalam bidang industri alat angkutan selain kenderaan bermotor roda empat atau lebih (kode industri 35), 1 perusahaan (5,00 persen) industri pengolahan daun rokok (kode industri 16),

1 perusahaan (5,00 persen) industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furniture) dan barang-barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya (kode industri 20).
Pada tahun 2007, jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Kota  Tanjungbalai yang tercatat  ada 419 perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebesar 1.415 orang.  Industri kecil dan kerajinan rumah tangga tesebut dalam pengoperasian kegiatan sehari-hari menggunakan mesin penggerak dan tanpa mesin penggerak.  Industri yang meng-gunakan mesin penggerak ada 216 peru-sahaan dan menyerap tenaga kerja seban-yak 900 orang, sedangkan industri yang tidak menggunakan mesin penggerak ada 203 perusahaan dan menyerap sebanyak 515 orang.  Industri kecil dan kerajinaan rumah tangga, umumnya bergerak di bidang aneka industri (37 perusahaan), pengolahan pangan (71 perusahaan), kerajinan sandang/kulit (47 perusahaan), kimia/bangunan (57 perusahaan), logam (121 perusahaan), dan kerajinan umum lainnya (86 perusahaan).

PDRB menurut Lapangan Usaha

PDRB Kota Tanjungbalai Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2007 sebesar Rp.2.229.501,59 juta. Sektor industri sebagai konstributor utama dengan peranan mencapai 22,27 persen. Selanjutnya setelah sektor industri diikuti oleh sektor pertanian sebesar 19,65 persen, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,76 persen, selanjutnya di ikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 14,52 persen. Sementara sektor-sektor lainnya hanya memberikan total konstribusi sebesar 23,78 persen terhadap perekonomian di Kota Tanjungbalai.
Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi) maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB Kota Tanjungbalai pada tahun 2007 sebesar  Rp.1.229.073,58 juta. Sektor penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 14,56 persen, diikuti oleh sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, jasa perusahaan sebesar 12,62 persen, sektor bangunan sebesar 7,75 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 6,13 persen. Sektor industri mengalami penurunan sebesar 0,59 persen. Secara keseluruhan perekonomian di Kota Tanjungbalai pada tahun 2007 naik sebesar 4,01 persen bila dibandingkan pada tahun 2006.
PDRB Perkapita kota Tanjungbalai  tahun   2007    ADHB    sebesar   Rp 13.940.309,56 meningkat dari Rp.12.606.792,85 pada tahun 2006. Demikian juga halnya berdasarkan harga konstan 2000 PDRB perkapita tahun 2007 sebesar Rp.7.684.976,01 meningkat sedikit dari tahun 2006 yang sebesar Rp7.551.911,86.

Listrik dan Air Minum

Kebutuhan  listrik di Kota Tanjungbalai sebahagian besar dipenuhi oleh perusahaan listrik negara (PLN) ranting Tanjungbalai, yang merupakan ranting dari cabang Rantau Prapat.
Pada tahun anggaran 2007 PT. PLN (Persero) ranting Tanjungbalai ada 26.806 pelanggan, 32.851.994 KVA ter-sambung, 5.152.426 KWH yang terjual dan menghasilkan 3.566.827.250 rupiah dari jumlah KWH yang terjual.
Jumlah pelanggan terbanyak adalah rumah tangga sebesar 25.018 rumah tangga, 19.542.000 KVA daya tersambung dan 2.391.643 KWH terjual dengan nilai 1.557.050.135 rupiah.
Produksi air minum atau air bersih yang disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kualo Tanjungbalai pada tahun 2007 sebanyak 5.484.035 M³ dengan jumlah pelanggan 16.255 unit dan nilai penerimaan  6.949.655.520 rupiah.

Iklim

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kota Tanjungbalai termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini  memiliki 2 musim yaitu musim kemarau  dan musim hujan.  Musim kemarau dan musim hujan biasanyaditandai  dengan banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

Berdasarkan catatan Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) Kota Tanjungbalai, pada tahun 2010 terdapat 157 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak 1.5896 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan November yaitu 321 mm dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi pada bulan Februari sebesar 25 mm dengan hari hujan 5 hari. Jika dilihat dari banyaknya curah hujan yang turun, musim hujan terjadi pada bulan April dan Juni-Desember, dimana puncaknya terjadi pada bulan November. Sedangkan musim kemarau pada bulan Januari s/d Maret dan Mei dengan puncaknya pada bulan Februari.

Penduduk

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, penduduk Kota Tanjungbalai berjumlah  154.445 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.552jiwa per Km². Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kota Tanjungbalai pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2000 adalah sebesar 1,55 persen.
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Teluk Nibung yaitu sebanyak 35.802 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.853 jiwa per Km², sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Tanjungbalai Utara sebesar 15.862 jiwa. Kecamatan Tanjungbalai Utara merupakan Kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 18.883 jiwa per Km² dan Kecamatan Datuk Bandar merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 1.503 jiwa per Km².
Jumlah penduduk Kota Tanjungbalai per jenis kelamin lebih banyak laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki sebesar 77.933 jiwa, sedangkan penduduk   perempuan   sebanyak  76.512 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,86 persen.
Tanjungbalai yang dalam sejarahnya menjadi kota perdagangan tidak diragukan lagi merupakan kota multietnis. Berbagai suku bangsa bercampur di sini: MelayuJawaSundaBatakNias dan Tionghoa adalah sebagian dari etnik yang bermukim di kota ini. Penduduk Kota Tanjungbalai mayoritas bersuku bangsa Batak (Simalungun, Tapanuli, Toba, Pak-pak) 42.56 persen diikuti dengan suku Jawa (17,06 persen), Melayu (15,41 persen), , Minang (3,58 persen), Aceh (1,11 persen) dan lainnya (20,28 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kota Tanjungbalai mayoritas agama Islam (81,99 persen), Budha (9,07 persen), Kristen Protestan (7,78 persen), Kristen Katholik (1,06 persen), dan Hindu (0,08 persen) dan lainnya (0,02 persen).

Ketenagakerjaan

Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai pada tahun 2009 adalah 858 orang, yang terdiri dari 389 tenaga kerja laki-laki dan 469 perempuan. Pencari kerja yang terdaftar tersebut paling banyak mempunyai tingkat pendidikan tamat sarjana yaitu 491 orang atau 57,23 persen, sedangkan tamat SMTA 231 orang atau 26,92 persen. Tamat SMTP 126 orang atau 14,68 persen dan tamat SD 10 orang atau 1,16 persen.

Pendidikan

Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah penduduk.

Pada tahun ajaran 2010/2011, jumlah sekolah TK 15 buah, guru 59 orang dan murid 959 orang, sekolah dasar ada 99 buah, guru 1.195 orang dan murid 23.971 orang. Sedangkan untuk sekolah lanjutan tingkat pertama terdapat 29 buah sekolah, 779 orang guru dan 10.519 orang murid. Sementara itu untuk sekolah lanjutan tingkat atas terdapat 26 sekolah dengan 696 orang guru dan 9.093 orang murid.

Di Kota Tanjungbalai, rasio murid terhadap sekolah pada tahun 2010/2011 dapat dijelaskan sebagai berikut :

•    Rasio murid SD terhadap sekolah adalah 242 Hal ini menunjukkan  bahwa tiap sekolah dasar rata-rata memiliki 242 murid. Rasio tertinggi dijumpai pada Kecamatan Teluk Nibung yaitu 289 orang murid per sekolah, sedangkan rasio terendah dijumpai pada Kecamatan Tanjungbalai Utara yaitu 205 orang murid per sekolah.

•    Rasio murid SLTP terhadap sekolah adalah 442. Hal ini berarti bahwa tiap SLTP rata-rata memiliki 442 murid. Rasio tertinggi dijumpai pada Kecamatan Datuk Bandar Timur yaitu 730 murid per sekolah dan rasio     terendah dijumpai pada Kecamatan Tanjungbalai Utara yaitu 321 murid per sekolah.

•    Rasio murid SLTA terhadap sekolah adalah 398 murid per sekolah, Rasio tertinggi di jumpai pada kecamatan Datuk Bandar dengan rasio 532 per sekolah dan rasio terendah terdapat di Kecamatan Datuk Bandar Timur dengan Rasio 236 murid per sekolah.

Selain sekolah umum seperti tersebut di atas, di Kota Tanjungbalai juga terdapat sekolah agama yang setara dengan SD, SLTP dan SLTA, yaitu Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan Swasta (MIN dan MIS), Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Swasta (MTsN dan MTs Swasta) dan Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta (MAN dan MAS). Adapun jumlah sekolah, guru dan murid dari sekolah tersebut masing-masing sebagai berikut :

•    MIN dan MIS, 23 sekolah; 206 guru dan 2.836 murid.
•    MTsN dan MTs, 12 sekolah; 229 guru dan 2.352 murid.
•    MAN dan MAS, 7 sekolah, 151 guru dan 1.390 murid.

*) Selayang Pandang Tanjungbalai Asahan (part2)

7 Komentar (+add yours?)

  1. zulfahmi
    Sep 21, 2011 @ 11:29:23

    Selamat memulai tampil di alam maya. Lounching congreculation.

    Balas

  2. Warlina Putri
    Sep 30, 2011 @ 21:02:00

    goog luck 😀 yuk mampir 😀 http://arvin4ever.blogspot.com/

    Balas

  3. Mizi
    Jan 21, 2012 @ 16:12:01

    Bravo , semoga sukses…btw kuliner nya kok blm ada tuh ……?!?!

    Balas

  4. hendry
    Jun 07, 2012 @ 18:05:58

    keep up the good works buddy.

    Balas

  5. aan
    Jun 07, 2012 @ 18:54:24

    i love tan be

    Balas

  6. zulkifli Panjaitan
    Jul 10, 2012 @ 12:22:28

    Saya Rindu pulkam Tg Balai..?

    Balas

Tinggalkan Balasan ke aan Batalkan balasan